Ternyata Peristiwa Isra’ Mi’raj Itu Tidak Terjadi Pada Tanggal 27 Rajab, Tapi….

Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah peristiwa besar yang wajib kita imani dan telah diwahyukan Allah Subhana huwata’ala dalam Al-Quran pada surat Al-Isra’:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ
Artinya: 
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” 
(QS. Al-Isra 1)

Syaikh Muqbil Bin Hadi Al-Wadi’I rahimahullah mengatakan:
نؤمن بأن الله أكرم نبيه وأسرى به إلى بيت المقدس ، ثم عُرح به إلى السماء الدنيا ، ثم بعد هذا إلى السماوات العلى ، وفرض الله عليه الفرائض ، وذلكم قبل الهجرة نؤمن بهذا
Kita beriman bahwa Allah memuliakan Nabi-Nya dan memperjalankan beliau ke Baitul Maqdis, lalu beliau diangkat ke langit dunia dan setelah itu diangkat ke langit yang tertinggi. Dan Allah mewajibkan kepada beliau shalat lima waktu dimana peristiwa itu terjadi sebelum hijrah. Kita beriman dengan hal ini."


Peristiwa Isra' Mi'raj

Di balik peristiwa Isra’ Mi’raj ini, sudah umum terjadi pada masyarakat Muslim kita untuk memperingati peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang ditetapkan pada tanggal 27 rajab dan diperingati setiap tahunnya. Biasanya kaum muslim di Indonesia dan beberapa negara jiran memperingatinya dengan mengadakan ceramah agama pada malam harinya dengan mengundang da'i ataupun ustadz. Ada juga yang memperingatinya dengan acara makan-makan bersama. Dan ada juga yang mengisinya dengan qiyamul lail dan terkadang dilanjutkan dengan puasa keesokan harinya.

peristiwa isra' miraj tanggal 27 rajab
Penetapan Peristiwa Isra' Miraj Tanggal 27 Rajab Tidak Ada Dalilnya

Tentu apa yang dilakukan oleh masyarakat Muslim kita ini menyelisihi apa yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ, karena selama hidup beliau ﷺ tidak pernah mengadakan kegiatan-kegiatan seperti ini, apakah memperingatinya dengan membaca Al-Qur’an, mengadakan ceramah agama, qiyamul lail ataupun puasa keesokan harinya. Begitu juga di zaman para sahabat, mereka radhiallahu’anhuma juga tidak pernah melakukannya. Tentunya bila perkara ini dilakukan pada zaman sekarang, maka kehadirannya dipertanyaakan dan hal ini merupakan perkara baru yang diada-adakan alias perbuatan bid'ah.

Lalu apakah benar Isra Mi'raj itu terjadi pada tanggal 27 Rajab?
Salah seorang ulama Timur Tengah yang merupakan guru dari ulama-ulama yang ada di zaman ini yakni Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah di dalam "Majmu'ul Fatawa" mengatakan bahwa penetapan Isra Mi'raj terjadi pada tanggal 27 Rajab tidak memiliki dasar sama sekali. Beliau rahimahullah berkata:

من قال أنها ليلة سبع وعشرين من ‎رجب قول باطل لا أساس له في الأحاديث الصحيحة.
Siapa yang mengatakan bahwa hal itu (Isra' Mi'raj) terjadi pada malam ke-27 di bulan Rajab maka itu adalah ucapan batil yang tidak memiliki dasar dalam hadits-hadits yang shahih."
( Majmu'ul Fatawa, jilid 1 hlm. 192)

Kalau kita melihat pendapat ulama secara umum, baik ulama terdahulu maupun ulama pada zaman ini, mereka menerangkan permasalahan ini dalam kitab-kitab mereka dan ceramah-ceramah mereka dengan kesimpulan bahwa tidak ada satupun dalil yang shohih dan shorih (jelas) yang bisa dijadikan dalil untuk menunjukkan kapan waktu terjadinya peristiwa Isra’ dan Mi'raj ini. Begitu juga para sejarawan yang ada, mereka juga berbeda pendapat dalam menentukan kapan sebenarnya terjadi peristiwa Isra’ dan Mi'raj ini.

Dari sekian banyak pendapat ulama yang membahas tentang masalah ini, bisa disimpulkan bahwa terdapat lebih kurang sepuluh pendapat berbeda dalam menentukan kapan waktu terjadinya peristiwa Isra dan Mi'raj ini. Hal itu disampaikan sendiri oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqolani rahimahullah. Beliau rahimahullah mengatakan bahwa ada ulama yang berpendapat Isra Mi'raj terjadi pada bulan Rabiul Awal, ada yang mengatakan pada bulan Syawal, ada yang mengatakan pada bulan Ramadhan, ada juga yang mengatakan pada bulan Rabiul Akhir dan pendapat-pendapat yang lainnya.

Ulama yang memperkirakan Isra’ Mi’raj terjadi pada tanggal 27 rajab adalah Al Qasim bin Muhammad. Namun Ibnu Rajab rahimahullah  menyatakan bahwa penetapan ini diriwayatkan dengan sanad yang tidak sohih dan hal ini diingkari oleh Ibrahim al-Harbi dan para ulama lainnya.

Begitu juga Al-’Allamah Abu Syamah rahimahullah membantah keras penetapan Isra Mi'raj pada bulan Rajab. Hal ini disampaikannya dalam kitabnya “Al-Ba’its ‘ala Inkaril Bida’ wal Hawadits”. Malah beliau mendustakan penetapan Isra Mi'raj pada bulan Rajab dan mengatakan bahwa penetapan seperti ini menurut ulama ahlu jarah wa ta'dil adalah sebuah kedustaan yang nyata.

Lalu dengan tidak diketahuinya secara pasti kapan terjadinya Isra’ Mi’raj itu apakah membuat kita jadi berdosa dan memudhorotkan kita? Asy-Syaikh Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-Wadii rahimahullah mengatakan:

ولا يضرنا إذا جهلنا وقته ، وقد ذكر هذا الحافظ ابن حجر في كتابه القيم < تبين العجب فيما ورد في فضل رجب > .
Dan tidak memudharatkan kita kalau kita tidak mengetahui waktunya. Dan hal ini telah disebutkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam kitabnya yang sangat berharga: Tabyiin al-‘ajab fima warada fi fadhli rajab."

Dengan tidak diketahuinya secara pasti kapan terjadinya Isra Mi'raj ini, hal itu menunjukkan bahwa peristiwa Isra dan Mi'raj ini tidak pernah diperingati oleh Rasulullah ﷺ maupun para sahabatnya radhiallahu’anhuma. Secara logika, kalau Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya memperingatinya setiap tahun, tentu hal ini tertulis di dalam berbagai hadits dengan dalil yang jelas. Namun jangankan untuk memperingatinya, ketetapan tanggal terjadinya saja tidak pernah ada dijelaskan Rasulullah ﷺ dalam satupun hadits. Ini menunjukkan bahwa baik mengetahui tanggalnya ataupun tidak mengetahui tanggal terjadinya, hal ini bukanlah sesuatu hal yang penting, karena Rasulullah ﷺ tidak pernah membahasnya. Kalau tanggal terjadinya saja tidak pernah dibahas oleh Rasulullah ﷺ dalam hadits, apalagi perbuatan memperingatinya, tentu lebih tidak punya dasar lagi…. Tentu perbuatan memperingati peristiwa Isra dan Mi'raj yang banyak dilakukan oleh masyarakat Muslim kita saat ini merupakan perbuatan bid'ah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.

Bid’ahnya perbuatan memperingati peristiwa Isra’ dan Mi’raj dengan berbagai macam acara-acara ini dipertegas oleh Asy-Syaikh al-Allamah Dr. Shalih al-Fauzan hafizhahullah, beliau mengatakan:

‏الاحتفال بالإسراء والمعراج ليلة سبع وعشرين من رجب ليس من الدين في شيء، وإنما هو من البدع المحدثة.
أولا: تحديد الليلة بدون دليل
وثانيا: لو ثبت أنها هي ليلة الإسراء والمعراج، فالله جل وعلا لم يشرع لنا أن نحتفل فيها.
Merayakan Isra' Mi'raj pada malam ke-27 Rajab bukan termasuk bagian agama ini sama sekali, tetapi termasuk bid'ah yang diada-adakan. Alasannya:
Alasan pertama: Penentuan malam tersebut tidak memiliki dalil.
Alasan kedua: Seandainya dipastikan bahwa pada malam tersebut terjadi peristiwa Isra' Mi'raj, namun Allah Jalla wa Ala tidak pernah mensyariatkan kita untuk memperingatinya pada malam tersebut."

Dan Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullah saat ditanya mengenai peritiwa Isra’ Mi’raj yang sering kali dirayakan sebagian masyarakat muslim pada setiap tahunnya mengatakan:
فعلى هذا فالذين يحتفلون بليلة الإسراء والمعراج في الحرمين وفي مصر وفي اليمن وفي السودان وفي كثير من البلاد الإسلامية على جهلٍ وعلى بدعة وعلى ضلالة ، كل هذا جمعوا بين الجهل وهو جهل وقت الإسراء والمعراج ، وجمعوا بين البدعة لأن النبي - صلى الله عليه وعلى آله وسلم - لم يفعله ، وجمعوا بين الضلالة لأن النبي - صلى الله عليه وعلى آله وسلم - يقول : " كل بدعة ضلالة "
Mereka yang merayakan malam Isra’ Mi’raj di Al-Haramain, di Mesir, diYaman, di Sudan dan di berbagai negeri-negeri Islam lainnya, hal ini berada diatas kebodohan, di atas kebidahan dan diatas kesesatan. Ini semua, mereka telah mengumpulkan antara kebodohan yaitu kebodohan waktu terjadinya Isra Mi'raj dengan kebidahan, karena Nabi shallallahu ’alaihi wasallam tidak pernah melakukannya. Dan mereka mengumpulkan antara kesesatan karena Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:  “Setiap kebidahan itu di adalah sesat.”

فإنا لله وإنا إليه راجعون إن بلغ بالمسلمين الجهل هذا المبلغ والله المستعان
Maka Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun jika kebodohan kaum muslimin hingga mencapai tingkatan ini. Wallahul musta’an."


Peristiwa Isra Miraj

Post A Comment
  • Facebook Comment using Facebook
  • Blogger Comment using Blogger
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Punya pertanyaan seputar Islam dan ingin menanyakannya langsung ke ustadz? Silahkan ketik pertanyaannya pada kolom yg disediakan di bawah ini.


Kabar Luar Negeri

[Kabar-Luar-Negeri][threecolumns]

Kabar Dalam Negeri

[Kabar-Dalam-Negeri][list]

Artikel

[Artikel][bleft]

Belajar Islam

[Belajar-Islam][twocolumns]

Kabar Islam

[Kabar-Islam][grids]

Ahlul Kitab

[Ahlul-Kitab][bsummary]