🚫 Jangan Share Hadits Palsu Ini Di Madsos, Ancamannya Neraka Lho, Termasuk Hadits Palsu Seputar Bulan Sya’ban Ini!

hadits palsu tentang keutamaan amalan bacaan di malam bulan nishfu sya'ban

Bila bulan sya’ban telah tiba, tentu kita ingin meraih pahala di bulan ini dengan melakukan amalan-amalan Sunnah yang dianjurkan. Tapi, eitt.. tunggu dulu… sebelum kita mengerjakan amalan-amalan di bulan Sya’ban tersebut, tentu kita harus tahu dulu dengan jelas, amalan-amalan apa saja itu. Apakah amalan-amalan tersebut memang ada dalilnya dan memang benar itu adalah anjuran dari Rasululloh ﷺ. Atau hanya sekedar amalan bid’ah yang berasal dari hadits palsu ataupun hadits lemah yang tanpa sengaja sampai kepada kita, masuk ke WA kita, FB kita atau media social lainnya, yang mungkin dishare oleh teman kita atau sahabat kita, yang bila dirunut ternyata berasal dari sumber yang tidak jelas asal usulnya, yang dishare pertama kali oleh segelintir orang jahil, yang tanpa kita sadari amalan tersebut ternyata adalah amalan bid’ah yang berasal dari hadits palsu tentang amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan di bulan Sya’ban. 


Kita tahu kan, yang namanya amalan bid’ah bukannya mendatangkan pahala, tapi justru mendapatkan dosa. Sudahlah capek-capek mengamalkannya, eeh… bukannya pahala yang didapat, tapi dosa…. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Imam Ibnul Jauzi rahimahullohuta’ala dalam kitab “Kasyful Musykil”. Beliau rahimahulloh berkata:


"Betapa banyak orang yang berlelah-lelah dalam mengerjakan ibadah dengan hadits yang palsu (sehingga tidak diterima sedikitpun dari ibadah tersebut, malah mendapatkan dosa)."


Hadits palsu, meski menyandang embel-embel kata ‘hadits’ di depannya, namun ia bukanlah hadits nabawi yang pernah diucapkan Nabi ditinjau dari sisi manapun. Sebagaimana kita memahami arti kata palsu, misalnya berita palsu atau barang palsu, demikian pula halnya dengan makna Hadits Palsu. Ia juga merupakan suatu perkara bohong dan perkataan dusta yang diada-adakan atas nama Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . 


Hadits Maudhu’ atau dalam Bahasa kita disebut “Hadits Palsu” merupakan jenis hadits lemah yang hukumnya tertolak. Imam al-‘Irâqi (wafat 806H ) rahimahullah mengatakan dalam Alfiyyatul Hadîts : 


شر الضعيف الخبر الموضوع - الكذب المختلق المصنوع

"Seburuk-buruk hadits lemah adalah hadits palsu - Kedustaan yang diada-adakan lagi dibuat-buat."


Maka, membawakan Hadits Palsu kepada orang lain, apakah dengan mengajarkannya ataupun menshare-nya di group WA, mengajak orang untuk mengamalkannya sampai-sampai membuatkan videonya di youtube dalam rangka mengajak orang untuk mengamalkannya adalah perbuatan terlarang. Sebab, hakekatnya hal ini sama saja dengan mengajarkan dan menyebarkan kedustaan atas nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. 


Para ulama salaf sepakat, hanya dalam satu kondisi saja seseorang boleh menyampaikan Hadits Palsu, apa itu? yaitu bila ditujukan untuk memberitahukan kepada orang lain bahwa itu adalah Hadits Palsu, agar tidak diamalkan orang tersebut, ya... seperti yang kami sampaikan di artikel ini.


Dan yang lebih celakanya lagi, kita yang cuma nerima dan sekedar ikutan mensharenya saja, bisa ketiban dosanya juga. Loh, kok bisa? Iya, ketiban dosa karena ikut membantu makin tersebarnya berita dusta tersebut ke seantero dunia. Kalo kita tidak tahu kalo itu hadits palsu, tentu tidak berdosa, tapi kalo kita sudah tahu itu hadits palsu tapi kita tetap cuek dan malah dengan sengaja tetap menyebarkannya, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


من كذب عليَّ متعمداً فليتبوأ مقعده من النار

Artinya:

“Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya dia bersiap-siap mengambil tempatnya di Neraka.” (Muttafaq ‘alaih)


Sudah jelas kan ancamannya, neraka…. iiih, ngeri…


Dalam hadits yang lain, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dengan nada yang sama juga menegaskan:


لا تكذبوا علي فإنه من كذب علي فليلج النار

“Janganlah kamu berdusta atasku, karena sesungguhnya barangsiapa berdusta atasku, maka silahkan dia masuk ke neraka. 

[HR. Al-Bukhâri, no. 106 dan Muslim, no. 1]


Hadits ini juga sama, Rasululloh mengancam dengan ancaman neraka bagi siapa saja yang berani berdusta tentang suatu perkara atas nama beliau ﷺ, menyampaikan suatu hadits yang tidak pernah keluar dari mulut beliau ﷺ alias hadits palsu.


Dan bukan itu saja, telah datang juga hadits dari sahabat Al-Mughiroh bin Shu'bah radhiallohu’anhu, dimana Rasululloh juga bersabda perihal konsekwensi dalam menyebarkan hadits palsu ini. Beliau ﷺ bersabda:


من حدث عني بحديث يرى أنه كذب فهو أحد الكاذبين

“Barang siapa menceritakan dariku suatu hadist yang dia ketahui kedustaannya, maka dia termasuk di antara dua pendusta.” 

(HR. Muslim dalam al-Muqadimah, Ibnu Majah 41, dan yang lainnya, dishohihkan oleh Al-Albani).


Dari ketiga hadits ini sudah jelas lah bagi kita tentang hukum menyebarkan hadits palsu, larangan menyebarkannya dengan sengaja, dan yang pasti, larangan dalam mengamalkannya. 


Lalu hadits mana-mana saja sih yang dihukumi hadits palsu seputar bulan Sya’ban itu? Berikut rinciannya:


BEBERAPA HADITS MAUDHU’ ATAU PALSU  YANG BERTEBARAN DI DUNIA MAYA TENTANG AMALAN-AMALAN DI BULAN SYA'BAN


1. Hadits Palsu Tentang Anjuran Sholat 100 Rakaat Di Malam Nishfu Sya’ban Dan Membaca 1000 Kali Surat Al-Ikhlas


مَن صلى ليلة النصف من شعبان مئة ركعة بألف {قل هو الله أحد}، قضى الله له كلَّ حاجة طلبها تلك الليلة

Barangsiapa sholat 100 rakaat pada malam nishfu Sya’ban dengan (membaca) surat Al-Ikhlash 1000 kali maka Allah akan mengabulkan semua hajat (kebutuhan) yang ia minta pada malam tersebut…”

Derajat hadits ini adalah Maudhu’ alias Hadits Palsu.


Hampir seluruh ulama ahlussunnah menyatakan bahwa hadits ini palsu, diantaranya Imam Ibnul Qoyyim dalam Al-Manar Al-Munif dan Imam Asy-Syawkaniy dalam Al-Fawaid Al-Majmu’ah.


Para Ulama Ahli Hadits telah menyebutkan bahwasanya tidak ada satu pun hadits yang shohih tentang masalah sholat di malam nishfu Sya’ban, bahkan semuanya palsu.


Ulama senior umat Islam dunia Asy-Syaikh Abdul Aziz Bin Baz rahimahulloh pernah berfatwa:

 

أما ما ورد في فضل الصلاة فيها، فكله موضوع، كما نبه على ذلك كثير من أهل العلم

“Adapun hadits-hadits yang datang menyebutkan tentang keutamaan sholat pada malam nishfu Sya’ban maka semuanya palsu, sebagaimana banyak dari para Ulama yang telah memperingatkan tentang hal ini” 

(At-Tahdzir minal Bida’)


Begitu juga dengan ulama senior lainnya seperti Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaymin rahimahulloh atau yang lebih dikenal dengan nama Syaikh Utsaymin yang juga pernah berguru kepada syaikh Bin Baz rahimahullohm, beliau juga berfatwa:


والأحاديث الواردة فيها أحاديث موضوعة، قال الشوكاني في الفوائد المجموعة : وقد رويت صلاة هذه الليلة، أعني ليلة النصف من شعبان على أنحاء مختلفة كلها باطلة وموضوعة


Dan Hadits-hadits yang datang tentang hal ini  yaitu sholat malam nishfu Sya’ban adalah hadits-hadits palsu. Berkata Asy-Syawkaniy dalam Al-Fawaid Al-Majmu’ah: ‘Telah diriwayatkan hadits-hadits tentang sholat pada malam tersebut, yakni malam nishfu Sya’ban, dengan sisi yang berbeda-beda, (akan tetapi) semuanya batil dan palsu’.” (Majmu’ Fatawa juz. 20)


2. Hadits Palsu Tentang Anjuran Sholat 300 Raka’at Di Malam Nishfu Sya’ban Dan Membaca 30 Kali Surat Al-Ikhlas Maka Bagi Pengamalnya Akan Diberi Izin Memberi Syafaat Kepada 10 Orang Yang Sudah Divonis Masuk Neraka


من صلى ليلة النصف من شعبان ثلاثمئة ركعة - في لفظ ثنتي عشرة ركعة - يقرأ في كل ركعة ثلاثين مرة قل هو الله أحد، شُفع في عشرة قد استوجبوا النار

موضوع (موضوعات ابن الجوزي 2/444)

Barangsiapa shalat di malam nishfu Sya'ban sebanyak 300 raka'at - dalam lafazh lain: 12 raka'at - dengan membaca di setiap raka'at 30 kali surat Al-Ikhlas, maka dia diberi izin memberikan syafaat sebanyak 10 orang yang telah berhak masuk neraka".

Derajat hadits ini adalah Maudhu' (palsu) [Maudhu'at Ibnul Jauzi (2/444)].


3. Hadits Palsu Yang Mengabarkan Alloh Mengutus 1000 Malaikat Bagi Orang Yang Sholat 100 Rakaat Dimana Pada Setiap Raka’atnya Membaca Surat Al-Fatihah dan Al-Ikhlas 10 Kali.


….. من صلى مائة ركعة في ليلة النصف من شعبان ، فقرأ في كل ركعة بفاتحة الكتاب مرة ، و{قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ} أحد عشرة مرات”. قال عليه السلام : “يا علي ما من عبد يصلي هذه الصلاة إلا قضى الله له كل حاجة طلبها تلك الليلة ، ويبعث الله سبعين ألف ملك يكتبون له الحسنات ويمحون عنه السيئات ، ويرفعون له الدرجات إلى رأس السنة ، ويبعث الله في جنات عدن سبعين ألف ملك وسبعمائة ألف يبنون له المدائن والقصور.

"Barang siapa sholat 100 rakaat pada malam nisfu (pertengahan) syakban, lalu ia membaca di setiap rakaatnya al-Fatihah dan {Qul Huwallahu Ahad / surat al-Ikhlas} 10 kali. Lalu Nabi ﷺ bersabda: Maka tidaklah bagi hamba yang mengerjakan salat itu, melainkan Allah akan memenuhi (mengabulkan) setiap hajat/permintaannya pada malam itu. Dan Allah akan mengutus 1000 malaikat yang akan menuliskan baginya segala kebaikan dan menghapuskan segala kesalahannya, dan mereka akan diangkat derajatnya pada puncak sunnah, serta Allah akan mengutus 1000 malaikat di surga yang mengalir dan 70.000 malaikat yang akan membuatkannya berbagai bangunan dan juga istana."


Hadits ini jelas-jelas merupakan hadits palsu karena tidak jelas sanad haditsnya.


4. Hadits Palsu Yang Mengatakan Barang Siapa Yang Membaca 1000 Kali Surat Al-Ikhlas Maka Dia Tidak Akan Mati Sampai Alloh  Mengutus 100 Malaikat Yang Akan Membantunya Dari Api Neraka.


….. من قرأ ليلة النصف من شعبان ألف مرة قل هة الله أحد عشر مرات, لم يمت حتى يبعث الله اليه مائة ملك ثلاثون يبشرونه بالجنة وثلاثون يؤمنونه من النار وثلاثون يقومونه من أن يخطئ وعشر أملاك يكتبون أعداه.

"Barang siapa membaca 1000 kali Qul Huwallahu Ahad pada malam nisfu Syakban, maka kelak ia tidak mati sampai Allah mengutus kepadanya 100 malaikat; 30 malaikat akan menyampaikan kabar gembira padanya berupa surga, 30 malaikat akan memberikan keamanan padanya dari api neraka, 30 malaikat akan menjaganya dari kesalahan (perbuatan dosa), serta 10 malaikat akan membantunya menyelesaikan urusan dengan musuh-musuhnya."


Dilihat dari janji-janji yang tertulis di hadits ini sangat menggiurkan, tapi jangan salah, hadits ini palsu adanya. Bunyi hadits ini tidak pernah keluar dari mulut Rasululloh ﷺ.


5. Hadits Palsu Tentang Mengucapkan Keberkahan Kepada Manusia Di Bulan Sya’ban


«من يبارك الناس في هذا الشهر الفضيل ،يحرم عليه النار»

حديث: لاأصل له 

موقع الدرر السنية

Barangsiapa mengucapkan keberkahan kepada manusia pada bulan yang mulia ini, maka diharamkan atasnya neraka".

Hadits tidak ada sanadnya. Dan jelas ini adalah hadits palsu.


6. Hadits Palsu Tentang Keutamaan Bulan Sya’ban Seperti Keutamaan Diri Nabi ﷺ Atas Nabi Lainnya


«فضل شهر شعبان كفضلي على سائر الأنبياء»

موضوع (كشف الخفاء 2/110)

"Keutamaan bulan Sya'ban adalah seperti keutamaan diriku atas para nabi lainnya".

Derajat hadits ini jelas Maudhu'  alias palsu. [Hal ini diterangkan di dalam “Kasyfu Al-Khafaa (2/110)”.


7. Hadits Palsu Tentang Do’a Yang Tidak Tertolak Pada 5 Malam, Termasuk Malam Nishfu Sya'ban


«خمس ليال لا ترد فيهن الدعوة: أول ليلة من رجب، وليلة النصف من شعبان، وليلة الجمعة، وليلة الفطر، وليلة النحر»

موضوع (السلسلة الضعيفة 1452)

"Ada 5 malam yang mana doa tidak akan tertolak pada malam-malam tersebut: awal malam bulan Rajab, malam nishfu Sya'ban, malam Jumat, malam Iedul Fitri, dan malam Iedul Adha".


Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir di Tarikh Dimasyq dan Ad-Daylamy di Musnad Al-Firdaus, dari hadits Abu Umamah Al-Bahiliy -rodhiyallahu ‘anhu-. Di sanadnya ada rowi yang bernama: Ibrohim bin Abi YaHya, dia rowi yang telah dinyatakan oleh Ulama Ahli Hadits sebagai rowi yang kadzdzab (pendusta).


Syaikh Al-Albaniy rahimahulloh dalam “As-Silsilah Adh-Dho’ifah” no. 1452 menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits Mawdhu’ (palsu).


8.  Hadits Palsu Tentang Menghidupkan 2 Malam Hari Raya Dan Malam Nishfu Sya’ban


«من أحيا ليلتي العيد، وليلة النصف من شعبان، لم يمت قلبه يوم تموت القلوب»

منكر (ميزان الاعتدال 3/308)


Barangsiapa menghidupkan dua malam hari raya, dan malam nishfu Sya'ban, maka tidak akan mati hatinya di hari dimana hati-hati akan mati".

Hadits ini Munkar (batil), sebagaimana yang tertulis di dalam “Mizan Al-I'tidal” no. 3/308.


9. Hadits Palsu Tentang Menghidupkan Malam-Malam Kamis, Termasuk Malam Nishfu Sya’ban


«من أحيا الليالي الخمس، وجبت له الجنة: ليلة التروية، وليلة عرفة، وليلة النحر، وليلة الفطر،وليلةالنصف من شعبان»

موضوع (ضعيف الترغيب 667)

Barangsiapa menghidupkan malam-malam Kamis, dia berhak mendapatkan surga: malam Tarwiyah, malam Arafah, malam Iedul Adha, malam Iedul Fitri, dan malam Nishfu Sya'ban".

Derajat hadits ini juga Maudhu' (palsu). Hal ini diterangkan dengan jelas di dalam “Dha'if At-Targhib” no. 667.


Nah, itulah 9 hadits palsu seputar bulan Sya’ban yang berhasil kami rangkumkan saudaraku seiman. Mudah-mudahan kita tidak terjebak dalam mengamalkannya karena hadits palsu tentu tidak boleh untuk diamalkan.


Di bawah ini kami akan menampilkan beberapa hadits munkar lainnya seputar bulan Sya’ban yang rata-rata haditsnya bukannya lemah, tapi sangat lemah sekali. Bahkan sebagian ulama ahli hadits ada yang memasukkannya kedalam hadits jajaran hadits palsu. 


HADITS DHO’IF (LEMAH) SEPUTAR BULAN SYA’BAN


1. Hadits Dho’if Tentang Alloh Turun Ke Langit Dunia Pada Malam Nishfu Sya’ban:


إِذَا كَانَتْ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا. فَإِنَّ اللهَ يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ أَلاَ مِنْ مَسْتَغْفِرٍ لِيْ فَأَغْفِرَ لَهُ أَلاَ مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقَهَ أَلاَ مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ“

"Bila datang malam nishfu Sya’ban maka tegakkanlah malamnya dengan sholat (malam), dan puasalah pada siang harinya, karena ketika matahari terbenam Allah turun pada malam itu ke langit dunia dan berkata: ‘Adakah yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya, adakah yang memohon rezki, niscaya Aku akan memberikannya, adakah yang tertimpa penyakit (musibah), niscaya Aku akan menyembuhkannya, adakah…, adakah…' hingga terbit fajar."


📚 Takhrij Hadits:

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah no. 1388, Al-Bayhaqy dalam Syu’abul Iman 3/378 dan di Fadho-il Awqot no. 24, Al-Mizziy dalam Tahdzibul Kamal, Ibnu Bisyron dalam Al-Amaliy no. 703. 


🔑 Derajat Hadits:

Hadits ini adalah HADITS LEMAH. 


Seluruh Ulama Ahli Hadits sepakat akan lemahnya hadits ini. Bahkan Syaikh Al-Albaniy rahimahulloh di dalam “Adh-Dho’ifah” no. 2132 berpendapat bahwa sanad hadits di atas adalah palsu, karena di sanadnya ada rowi yang bernama: Abu Bakr bin ‘Abdillah bin Muhammad Ibnu Abi Sabroh yang statunya “muttaham bil kadzib” (tertuduh berdusta). Selain itu, rowi ini juga dinyatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma'in rahimahulloh sebagai pemalsu hadits .


2. Hadits Dho’if Tentang Jibril Mendatangi  Aisyah Pada Malam Nishfu Sya’ban


” أتاني جبريل عليه السلام فقال هذه ليلة النصف من شعبان , ولله فيها عتقاء من نار بعدد شعور غنم بني كلب لا ينظر الله فيها إلى مشرك ولا إلى مشاحن ولا إلى قاطع رحم ولا إلى مسبل ولا إلى عاق لوالديه ولا إلى مدمن خمر ” . ضعيف جداً –

Nabi ﷺ bersabda: “Malaikat Jibril mendatangiku dan berkata: Ini adalah malam nishfu Sya’ban, pada malam ini Allah membebaskan (manusia) dari api neraka sejumlah bulu kambing suku Kalb. Pada malam ini pula Allah tidak mau melihat kepada orang musyrik, orang yang bermusuhan (dengan sesama muslim), orang yang memutuskan tali kekerabatan, orang yang memanjangkan kainnya melebihi mata kaki, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan pecandu minuman keras.” (Hadits ini lemah sekali)


Imam Al-Munawi dalam “Faidhul Qadir” berkata: Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tirmidzi dalam kitab shaum, juga Al-Baihaqi dalam kitab ash-shalat dari jalur Hajaj bin Arthah dari Yahya bin Abi Katsir dari Urwah dari Aisyah. Imam Tirmidzi berkata: Hadits ini tidak dikenal kecuali dari jalur Hajaj. Aku telah mendengar imam Muhammad (bin Ismail) yaitu imam Al-Bukhari melemahkan hadits ini dengan mengatakan: Yahya tidak mendengar hadits ini dari Urwah dan Hajaj tidak mendengarnya dari Yahya.”


Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad yang sama sehingga nilainya juga hadits palsu.


Imam Ad-Daruquthni rahimahulloh berkata: Sanadnya mudhtarib (goncang) tidak shahih. Imam Al-‘Iraqi berkata: Imam Al-Bukhari melemahkan hadits ini karena sanadnya terputus pada dua tempat dan beliau menyatakan tidak ada satu pun sanad hadits ini yang shahih. Imam Ibnu Dihyah berkata: Tidak ada satu pun hadits tentang malam nishfu Sya’ban yang shahih dan tidak ada seorang pun perawi yang jujur meriwayatkan hadits tentang shalat sunah (malam nishfu Sya’ban). Hal itu hanya diada-adakan oleh orang yang mempermainkan syariat nabi Muhammad SAW dan senang memakai pakaian Majusi.” (Dha’if Jami’ Shaghir no. 1761).


3. Hadits Dhoif Tentang A’isyah Pernah Kehilangan Nabi Dan Menemuinya di Baqi Sedang Berdo’a Dan Memberi Kabar Bahwa Alloh Turun Ke Langit Dunia Pada Malam Nishfu Sya’ban


Diriwayatkan dari A’isyah radhiallohu’anha, bahwa beliau menuturkan:

فقدت النبي صلى الله عليه وسلم فخرجت فإذا هو بالبقيع رافعا رأسه إلى السماء فقال: “أكنت تخافين أن يحيف الله عليك ورسوله” فقلت يا رسول الله ظننت أنك أتيت بعض نسائك فقال: ” إن الله تبارك وتعالى ينزل ليلة النصف من شعبان إلى السماء الدنيا فيغفر لأكثر من عدد شعر غنم كلب

Aku pernah kehilangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian aku keluar, ternyata beliau di Baqi sambil menengadahkan wajah ke langit. Nabi bertanya; “Kamu khawatir Allah dan Rasul-Nya akan menipumu?” (maksudnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memberi jatah Aisyah). Aisyah mengatakan: Wahai Rasulullah, saya hanya menyangka anda mendatangi istri yang lain. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam nisfu syaban, kemudian Dia mengampuni lebih dari jumlah bulu domba bani kalb.”


Hadits ini diriwayatkan At-Turmudzi, Ibn Majah dari jalur Hajjaj bin Arthah dari Yahya bin Abi Katsir dari Urwah bin Zubair dari Aisyah. At-Turmudzi menegaskan: “Saya pernah mendengar Imam Bukhari mendhaifkan hadis ini.” Lebih lanjut, imam Bukhari menerangkan: “Yahya tidak mendengar dari Urwah, sementara Hajaj tidak mendengar dari Yahya.” (Asna Al-Mathalib, 1/84).


Imam Ibnul Jauzi rahimahulloh mengutip perkataan Ad-Daruquthni tentang hadis ini:

“Diriwayatkan dari berbagai jalur, dan sanadnya goncang, tidak kuat.” (Al-Ilal Al-Mutanahiyah, 3/556).

Namun disisi syaikh Al-Albani rahimahulloh, hadits ini dishohihkan karena menurut pendapat beliau, kelemahan dalam hadits ini tidak terlalu parah, sementara hadis ini memiliki banyak jalur, sehingga masih bisa diterima. (lihat Silsilah Ahadits Dhaifah, 3/138).


4. Hadits Dho’if Tentang Berdo’a Agar Diberi Keberkahan Di Bulan Rajab dan Sya’ban


«اللهم بارك لنا في رجب وشعبان، وبلغنا رمضان»

ضعيف (ضعيف الجامع 4395)

Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan".

Derajat hadits ini lemah atau Dha'if. Referensinya bisa dilihat dalam “Dha'if Al-Jami” no. 4395.


5. Hadits Dho’if Tentang Menegakkan Malam Di Bulan Nishfu Sya’ban


«إذا كانت ليلة النصف من شعبان، فقوموا ليلها، وصوموا نهارها»

ضعيف (الفوائد المجموعة 51)

Apabila tiba malam nishfu Sya'ban maka tegakkanlah malamnya, dan berpuasalah siang harinya".

Lagi-lagi hadits ini Dha'if (lemah)  dan bisa dilihat di dalam “Al-Fawaid Al-Majmu'ah” 51.


6. Hadits Dho’if Tentang Jibril Yang Mendatangi Nabi Di Malam Nishfu Sya’ban


«أتاني جبريل عليه السلام، فقال لي: هذه ليلة النصف من شعبان، ولله فيها عتقاء من النار بعدد شعر غنم كلب»

ضعيف جدا (ضعيف الترغيب 1651)

Jibril - عَلَيهِ السَّلاَمُ - pernah mendatangi aku, dan dia berkata kepadaku: ini adalah malam nishfu Sya'ban, dan Allah memiliki para hamba yang dibebaskan dari neraka sejumlah rambut anjing".

Hadits ini berstatus Dha'if jiddan  alias lemah sekali. Referensinya bisa dilihat di dalam “Dha'if At-Targhib” no. 1651.


7. Hadits Dho’if Tentang Perkataan Rasululloh Bahwa Sya’ban Adalah Bulanku dan Ramadhan adalah Bulan Alloh


«شعبانُ شهري، ورمضانُ شهرُ اللهِ، وشعبانُ المطهَّرُ، ورمضانُ المُكفِّرُ»

ضعيف جدا (السلسلة الضعيفة 3746)

Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan Allah, dan Sya'ban yang membersihkan, sedangkan Ramadhan yang menghapuskan".

Hadits ini juga berstatus Dha'if jiddan alias lemah sekali dan hampir-hampir dikategorikan hadits palsu. Referensinya bisa dilihat dalam “As-Silsilah Ad-Dha'ifah” no. 3746.


Pembaca Islam Articles yang dirahmati Alloh. Demikianlah kumpulan hadits-hadits palsu dan hadits-hadits lemah yang membahas tentang seputar amalan di bulan Sya’ban yang berhasil kami rangkum untuk antum sekalian. Semoga apa yang kami hadirkan ini bisa bermanfaat dan menambah ilmu kita tentang agama kita ini, khususnya dalam pembahasan kali ini hadits palsu dan hadits lemah seputar bulan Sya’ban dan larangan dalam menyebarkannya. Semoga bermanfaat, 


Post A Comment
  • Facebook Comment using Facebook
  • Blogger Comment using Blogger
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Punya pertanyaan seputar Islam dan ingin menanyakannya langsung ke ustadz? Silahkan ketik pertanyaannya pada kolom yg disediakan di bawah ini.


Kabar Luar Negeri

[Kabar-Luar-Negeri][threecolumns]

Kabar Dalam Negeri

[Kabar-Dalam-Negeri][list]

Artikel

[Artikel][bleft]

Belajar Islam

[Belajar-Islam][twocolumns]

Kabar Islam

[Kabar-Islam][grids]

Ahlul Kitab

[Ahlul-Kitab][bsummary]