Bila Iblis Dan Bala Tentaranya Sedang Berkumpul, Inilah Topik Yang Mereka Sukai Untuk Dibicarakan

Iblis adalah makhluk Alloh 'azzawajalla yang paling durhaka terhadap Rab-nya dan tidak mau menta'ati perintah Alloh saat mereka disuruh untuk sujud kepada Nabi Adam 'alaihissalam yang baru diciptakan. Mereka gengsi untuk sujud karena merasa kedudukan dan asal-usul mereka lebih mulia daripada Adam. Mereka diciptakan dari api sedangkan Adam diciptakan dari tanah. Secara logika, zat api lebih mulia dari zat tanah. Itulah satu alasan yang membuat mereka enggan untuk menta'ati perintah Tuhannya, padahal sebelumnya iblis adalah makhluk Alloh yang taat kepada Alloh di surga bersama para malaikat.

Akhirnya, karena mereka sombong dan durhaka, maka Alloh mengeluarkan mereka dari surga dengan hina. Namun mereka meminta uzur kepada Alloh 'azzawajalla untuk tidak dimatikan sampai hari berbangkit dan bersumpah untuk menggoda Adam dan keturunannya agar juga durhaka kepada Alloh dan tidak menta'ati perintah Alloh, sehingga bisa menjadi teman mereka nanti di neraka. Dan uzur mereka Alloh kabulkan dengan catatan bahwa mereka tidak akan bisa menggoda hamba Alloh yang bertaqwa dan yang ikhlas.

Lalu setelah sang iblis dicampakkan ke dunia, apa yang mereka mereka lakukan saat mereka berkumpul bersama para bala tentaranya?

Dikutip dari Kitab "Thoriq Alhijrotain Li Ibnil Qoyyim" pada bab 1 halaman 33 dikatakan bahwa apabila para iblis dan bala tentaranya sedang berkumpul, maka tidak ada kesenangan yang paling mereka sukai selain daripada membicarakan tiga perkara tentang keturunan Nabi Adam alaihissalam dalam memenuhi sumpah mereka untuk selalu menggoda mereka. Tiga perkara tersebut adalah:

1. Seorang mukmin yang tega membunuh saudaranya sesama mukmin yang lain.

2. Seorang mukmin yang murtad keluar dari Islam lalu mati di atas kekufuran.

3. Seorang mukmin yang takut miskin dan takut ditimpa kefakiran.

عداوة الشيطان

قال بعض السَلَف :

«إِذا اجتمع إبليس وجنوده لم يفرحوا بشيء كفرحهم بثلاثة أَشياءَ:

مؤمن قتل مؤمناً

ورجل يموت على الكفر

 وقلب فيه خوف الفقر».

طريق الهجرتين لابن القيم(٣٣/١)

Newer Post Older Post